Label
Pengunjung
Aplikasi Dakwah di Zaman Fitnah
Oleh : MUHAMMAD SHOQRUDDIN ABDUL AZIZ
Disampaikan dalam Munadharah Ilmiyyah
di Ma'had Tahfidz Al Qur'an dan Studi Islam An-Nuur
Waru Baki Sukoharjo
Pada Tanggal 21 Sya'ban 1424 H / 19 Oktober 2003 M
I. Muqoddimah
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala penguasa langit dan bumi, pemberi rizqi, pemilik dzat yang abadi , yang telah mengutus rosul untuk seluruh jagat raya ini. Sholawat dan salam atas pengemban risalah suci, Nabiyul umi , pemberi syafa'at yang di nanti, pembebas manusia dari jilatan api, qudwah yang selalu di ikuti, Muhammad Bin Abdullah Al Quraisyi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beserta para sahabat, tabi'ian, tabi'ut tabi'in dan orang-orang yang konsis menapaki jejak dan misi ini. Amma ba'du
Subtansi Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan kitab dan mengutus Rosul-rosulnya dalah untuk berda'wah, yaitu menyeru kepada manusia agar kembali ke jalan yang benar( tauhid). Ibnu Katsir Rohimahullah menjelaskan, maksud sabili dalam ayat
Artinya: Katakanlah inilah jalanku(agama), aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Alloh dengan hujah yang nyata.QS Yusuf:108) Adalah da'watut Tauhid laailaaha illallah wahdahu laasyarikalahu. Secara eksplisit, da'wah merupakan wadhifah/tugas para rosul untuk menyeru manusia kepada tauhid setelah terjadi deviasi(penyelewangan) dalam urusan din.
Da'wah mempunyai manzilah kedudukan yang agung dalam perspektif Islam, di karenakan da'wah merupakan faktor fondamen dan azazi di utusnya para rosul, sehingga da'wah menjadi wadhifah yang mulia dan memegang peranan yang sangat urgen, 'illahnya adalah menunjuki manusia atas kebaikan, menghimpun mereka dalam kebenaran, serta harus berkonfrontasi dengan kedholiman dan kedurjanaan. Dengan ini adakah amalan yang lebih mulia dan terhormat melebihi amalan ini ? adkah ghoyah yang lebih suci dan agung selain ini?
Sesungguhnya da'wah di era ini sangat di hajatkan dan menduduki rating paling atas mengingat di era iini telah tersebar berbagai isme pemikiran dan propa ganda yang distraktif bagi eksistensi din ini. Markisme, kapitalisme, komunisme, Nasionalisme, Ateisme, Dinamisme dan isme-isme yang lain yang tumbuh subur di berbagai belahan belahan bumi ,dekadensi moral telah mencapai titik kulminasi ,plus berbagai krisis multidimensi yang menimpa hari ini sehingga diperlukan resistensi untuk mengcounter dan membendung serangan tersebut. Salah satu wujud resistensi itu adalah melancarkan da'wah.
Da'wah Islamiyah bukanlah hanya berupa untaian kata-kata bombastis akan tetapi da'wah islamiyah adalah da'wah amaliyah yang hadir dengan konsep komprehansif syumul dan integral yang diejawantahkan dalam realita kehidupan nyata.pada moment ini penulis akan memaparkan tentang bagaimana merefleksi atau merealisasikan dakwah di era yang penuh dengan fitnah.secara spesifik akan dibahas mengenai methode dakwah, kaedah,dan asas dakwah .pada event ini sengaja tidak dibahas masalah syahsiyatu da'I dikarenakan telah banyak kitab yang membahas pembahasan tersebut secara detail. Adapun alasan asasi mengapa masalah kaidah, metode dan asas da'wah menempati porsi yang paling banyak? Jawabannya adalah problematika tersebut kabur seiring dengan kondisi umat yang termarginalkan dari kancah percaturan dunia internasional. Dalam kondosi depresi seperti itu mau tidak mau ia harus tunduk di bawah kekuatan mayoritas sehingga mendorong untuk melakukan suatu amalan menurut predeksi dia ada maslahah namun subtansinya berbandin balik 180 derajat. Inilah latar belakang yang membidangi lahirnya makalah singkat ini. Yang terakhir penulis sampaikan pemakluman bila dalam pemaparan ini banyak sekali kekurangannya oleh karena itu saran dan kritik sangat di harapkan, hal ini di karenakan dangkalnya pengetahuan penulis tentang problematika tersebut, di tambah pula minimnya ekperience yang dimiliki.
B. DEFINISI DA'WAH
a. Secara etimologi: Da'wah artinya panggilan atau permintaan
b. Secara terminalogi:
1. Ibnu Taimiyah mengatakan: da'wah adalah menyeru keimanan kepada Allah, kepada apa yang di bawa para rosul dengan jalan membenarkan apa yang di kabarkan tersebut dan mentaati perintahnya
2. DR. Sayyid Muhammad Al Wakil: da'wah adalah menghimpun manusia diatas kebaikan, menunjukinya kepada kebenaran serta beramar ma'ruf dan nahi munkar kepada mereka
3. Syieh Muhammad As Showaf: da'wah adalah risalah langit kepada penghuni bumi yaitu hidayah kholik kepada mahluk yang berupa din yang hanif dan jalan yang lurus yang telah Allah pilihkan kepada hambanya, diwajibkan atasnya dan tidak diridhoi selainnya
4. Fatiyakan: Da'wah adalah merobohkan dan membangun, merobohkan kejahiliahan dalam segala bentuknya, baik itu paradigma berfikir, akhlak, aturan maupun syari'at. Dari sinii da'wah adalah membangun masyarakat muslem di atas kaidah Islam yang mencakup dhohir dan batin dalm aturan hukumnya, gaya hidupnya dan dalam korelasi aqidah dengan alam, manusia dan kehidupan.
5. DR. Taufiq Wa'I: Da'wah adalah menhimpun manusia di atas kebaikan, menunjukinya kearah kebenaran dengan melaksanakan manhaj robbani di atas bumi secara perkataan atau amalan, memerintahkan yang ma'ruf melarang yang munkar, menunjuknya kejalan yang lurus dan bersabar atas beban da'wah.
C. MASYRU'IYAH DA'WAH
a. Dalil dari alkitab,
Artinya: Dan hendaklah ada diantara kalian segologan umat yang menyeru kepada kebaikan dan ,menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari hal yang mungkarナ(QS.Al Imron:104).
b.Dalil dari as sunnah
Artinya:sampaikanlah dariku walupun satu ayat (HR.Al Bukhori)
c.Dari atsar
D.HUKUM DAKWAH
Dakwah dalam perspektif Islam adalah fardlu kifayah hukumnya,hal ini dijelaskan oleh syeh Islam ibnu taimiyah dalam kitab Majmu' Fatawa juz :15.argument yang beliau gunakan adalah firman Allah Ta'ala dalam surat Al imron ayat 110 yang berbunyi:
Ibnu katsir berkata:Maksud dari ayat ini adalah hendaklah ada segolongan dari umat ini yang mengemban misi ini sesuai dengan kemampuannya sebagaimana tertera dalam Shohih Muslim diriwayatkan dari Abu Huroiroh Radhiyallahu 'Anhu berkata :Rosululoh Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
Kemudian Syeih Islam Ibnu Taimiyah mengatakan kewajiban ini adalah sebuah kewajiban yang bersifat jama'I dari umat ini yang oleh para ulama disebut dengan fardlu kifayah yaitu jika telah ada kelompak yang telah melaksanakan kewajiban ini maka yang lain gugur dari kewajiban tersebut.
E.ASAS DIBANGUNNYA DAKWAH
Asas adalah sesuatu yang akan dibangun diatasnya ,sesuatu tersebut tidak akan tegak kecuali dengannya dan akan mengakibatkan runtuhnya bangunan bila terdapat kekurangan di dalamnya sehingga hasilnyapun tidak sesuai dengan yang dikehendaki.logikanya,bila kita tidak akan mengatakan ini adalah sebuah sekolahan apabila tidak ada murid dan pengajarnya walaupun hard warnya telah ada.maka dalam urusan dakwah tidak bisa dikatakan ini adalah dakwah islamiyah jika tidak terealisir asas yang menyempurnakannya.asas tersebut adalah sebagai berikut:
1.Jelas dan gamblang
secara gamblang menjelaskan bahwa ghoyah/final goal di utusnya para rosul adalah sebagai pemberi khabar gembira dan peringatan, da'wah mentauhidkan Allah dan menjauhi syirik, kekufuran, taughut dan paganisme. Kemudian bandingkan dengan doktrin orang-orang Nasrani tentang trinitas. Logiskah paradigma seperti itu? Jadi asas da'wah yang pertama adalah jelas sebagaimana da'wah para Nabi sebelum Rosululaah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
2. di bangun di atas bashiroh dan ilmu
kalau dianalisa dapat diambil kongklusi bahwa Islam itu di bangum diatas bashiroh dan ilmu, hal ini di sebabkan ilmu berperan dalam menyampaikan hajat atau merealisasikan keinginannya. Dengan ilmu juga manusia menjadi yakin dengan apa yang di sampaikan tidak ragu, hina atau lemah akan tetapi betambah yakin dan percaya. Hal ini terbukti dalam empirik para sahabat yang mana mereka berda'wah dengan hujah yang mematahkan, keterangan yang tak terbantahkan, sehingga menjadikan hati menjadi muthmain, jiwanya tenang dan akalnya kuat dengan kebenaran yang dia serukan.
3. Dengan hikmah dan mau'idhoh hasanah
Hikmah adalah meletakkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Dengan hikmah menjadikan da'I mampu melihat hajat umat kemudian memberikan solusi yang tepat. Mau'idhoh hasanah adalah perkataan yang keluar dari lesan seorang da'I yang di dalamnya mengandung kebaikan dan kebahagiaan. Dalam Al Qur'an menampilkan kepada kita tauladan dalam berda'wah dengan hikmah dan mau'idhoh hasanah. Contoh yang pertama adalah Nabi Ibrohim as yang menda'wahi Namrud, kemudian Musa kepada Fir'aun dan Nabi Muhammad kepada kaumnya.
F. TUJUAN DAKWAH.
Tujuan ahlu sunnah wal jamaah mengimplementasikan dakwah adalah sebagai berikut:
1. Melakasanakan amanah
2. menegakkan hujjah bagi para penentang sehingga mereka tidak berhujjah dengan mengatakan (belum datang kepada kami pemberi kabar gembira dan peringatan) ketika diazab pada hari akhir
3. merekonstruksi kesadaran umat untuk tadhiyyah/pengorbanan ikhlas tanpa pamrih, mempersiapkan umat untuk berkonfrontasi dengan kebatilan, menghasung untuk tunduk di bawah aturan illahi dengan menjaga batas teritorial untuk melindungi din ini dari konspirasi musuh musuh Islam
4. Mengkondisikan ummat dalam rangka implementasi syariat Alloh di muka bumi atau minimal tidak menghalangi usaha yang mengarah tujuan tersebut.
5. Merealisasikan kebahagiaan dunia dengan adanya tamkin (kekhilafahan) dan kebahagiaan di akhirat dengan menggapai taman syurga.
Ilustrasi nyata perwujudan tujuan dakwah yang penulis sampaikan adalah kisah spektakuler sahabat Rib'ie bin Amir ketika ditanya oleh Rustum komandan tertinggi pasukan Persi tentang maksud dan tujuan kedatangannya ke singgasananya, beliau menjawab:
"Alloh telah mengutus kami untuk mengeluarkan yang dikehendakiNya dari peribadatan kepada sesama hamba menuju ibadah kepada Alloh dan dari kesempitan dunia kepada keluasannya dari agama yang sesat menuju keadilan Islam kami di utus atas nama dinNya untuk menyeru makhluknya kepada Islam maka barang siapa yang memenuhi maka kami terima dan kami kembali dan barang siapa yang enggan kami akan memeranginya sampai kami menjumpai janji Alloh mereka berkata :"apa jamji Alloh" beliau menjawab : jannah bagi siapa yang meninggal dalam rangka memerangi siapa yang menolak" dan kemenangan bagi yang masih hidup.
G. KAIDAH DALAM BERDAKWAH.
1.Memberi keteladanan sebelum berdakwah
Seorang da'i ibarat pelita di kegelapan malam. Mereka adalah para imam yang membawa petunjuk bagi umat. Keberadaan merreka menjadi hujjah Alloh di muka bumi ini. Dengan wasilah mereka kesesatan dapat disingkirkan dari pikiran manusia, dan awan keraguan dapat disingkap dari hati dan jiwa mereka.
Perilaku dan amal da'I adalah cerminan dari dakwahnya. Mereka adalah teladan dalam pembicaraan dan amalan. Oleh karna itu wajib bagi seorang da'I mempelajari siroh nabawiyah dikarnakan didalamnya menceritakan kepada kita tentang kepribadian manusia yang telah dimulyakan oleh Alloh Subhanahu Wa Ta'ala dengan risalah sehingga menjadi teladan bagi orang orang beriman dan menjadi tokoh idola bagi umat manusia dalam berbagai lini dan segi kehidupan. Memperbaiki diri adalah langkah pertama yang harus dilakukan dalam rangka menegakkan Islam di dunia ini, karna kekuatan yang diperlukan untuk menegakkan yang hak dan menghancurkan yang batil tercermin dalam tiga unsur kekuatan yaitu : kekuatan iman, kekuatan persatuan dan persenjataan. Adapun dasar yang sempurna dalam perbaikan diri adalah: aqidah, akhlaq, ibadah.
2. Mengenalkan sebelum memberi beban.
Kebanyakan dari para da'i tiak memperhatikan prinsip yang cukup penting. Prinsip yang seharusnya dipenuhi dalam rangka meluluhkan hati sang mad'u sebagai pengkondisian dan persiapan baginya untuk mendengar kebenaran yang hendak diserukan.prinsip ini adalah ?t-ta'rif qobla at'taklif_. Para da'ui harus menjelaskan secara rinci apa apa yang ingin mereka sampaikan sebelum membebankan tugas kepada mereka.memberi tahu juga merupakan smber ma'rifah, motifasi dan tujuan yang melandasi semua amalan tersebut.da'i harus memberi tahu sumber taklif agar hati orang yang beramal mantap dan menambah kesungguhannya dalam ketaatan. Marhalah ta'rif (fase pengenalan) merupakan fase terpenting dalam dakwah. Dikarnakan apabila seorang da'i bila dalam mengemukakan awal dakwahnya berupa pengenalan maka hati manusia akan terbuka untuk menerimanya dan mau melaksanakannya.
3. Bertahap dalam memberi beban.
esungguhnya alquran itu sendiri diturunkan secara bertahap. Hikmahnya adalah terapi itu ada ketika ada penyakit agar perubahan yang ada pada akhlak dan tradisi berjalan dengan mudah dan lancar. Dengan demikian kita harus mengubah jiwa manusia sedikit demi sedikit dan emmpersiapkannya untuk menerima suasana baru.
4. Mempermudah bukan mempersulit.
Wajib bagi seorang da'i untuk melihat mad'unya dengan jiwa dan pandangan seorang pendidik yang penuh kasih sayang, rendah hati dan pemaaf.
5. Memperhatikan fiqih prioritas.
Hendaknya bagi seorang da'i memfokuskan dakwahnya terhadap hal- hal yanglebih penting dan mendesak.hal-hal yang fardlu lebih didahulukan dari pada yang sunnah,kewajiban yang bersifat wajib 'ain lebih didahulukan dari pada yang beersifat wajib kifayah,hal-hal yang telah menjadi ijma' dari pada yang masih diperselisihkan,yang usul dari pada yang furu',yang umum dari pada yang juz'i,memelihara sesuatu yang mengandung bahaya lebih sedikit.mendakwahi kaum muslimin dari pada non muslim,.tuntutan yang mendesak hari ini adalah bagaimana merubah darri pemahaman yang sempit, ghulu atau futhur dalam beramal kepada pemahaman Islam yang spesifik lurus dan komprehensif sebagaimana yang di bawa oleh Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Diantara bentuk-bentuk pengetrapan fikih prioritas adalah:
1. Mendahulukan dakwah kepada kerabat dekat sebagaimana tercantum dalam Al Qur'an surat As Syu'ara ayat 204,
2. mendakwahi orang-orang yang mempunyai pengaruh dan nilai strategis di kalangan masyarakat dikarenakan hal ini memberikan saham/kontribusi didalam perubahan, sebagaimana contoh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang terdapat dalam do'a beliau,
3. Menjaga madhorot yang lebih kecil. Hal ini sebagai mana perilaku Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang tidak menghancurkan patung-patung di sekitar ka'bah atau tidak membunuh tokoh-tokoh yang merintangi dikhawatirkan timbul fitnah dan madhorot yang lebih besar
4. Tadaruj
maksudnya adalah seorang da'i memfokuskan da'wahnya secara bertahap sesuai dengan tuntutan keadaan. Yaitu melaksanakan berbagai metode bertahap dalam urusan yan mudah kepada yang sulit, dari yang sulit kepada lebih sulit, dari tujuan jangka pendek kepada jangka panjang. Realisasi kaidah ini adalah melalui beberapa tahapan sebagai mana tahapan dalam pengharaman khomer atau riba. Para salah Radhiyallahu 'Anhum sangat konsen terhadap urusan ini contohnya, umar bin abdul Aziz ketika
F. APLIKASI DA'WAH DI ERA FITNAH
Perlu diketahui bahwa di ea yang penuh dengan fitnah ini juru da'wah di hadapkan pada permasalahan yang krusial diantaranya, diskorsi, defiasi dan penyelewengan yang belum ada di zaman dulu yang mana hal ini metode husus sangant di hajatkan . adapun tugas tersebut adalah :
1. merekontroksi adidah dan keimanan yang shohih serta menghidupkan syari'at yang punah di tengah-tenah umat
2. membendung serangan orang-orang kafir
oleh karena itu aplikasi da'wah yang mungkin jelas di lakukan di era ini adalah
1. menyampaikan da'wah dengan ucapan
Da'wah melalui medan ini dapat berupa -pertemuan umum ,seperti mengadakan muhadhoroh ,semeinar diskusi,kajian-kajian, muktamar, dakwah fardiyah, melalui tulisan yang berupa risala, buku atau nasyroh (buletin), sarana informasi modern baik yang didengar, dilihat atau dibaca
2. menyampaikan dakwah dengan amal perbuatan
Dakwah dengan amal perbuatan adalah setiap perbuatan yang dikerjakan untuk menghapus keungkaran dan menolong kebenaran serta memenangkannya, bentuknya bisa berupa mendirikan masjid, madrasah islamiyah, perpustakaan, rumah sakit isalm, panti asuhan, pesantren dan sosial kemasyrakatan.
Seorang da'i hendaklah menjadikan wasilah dan sarana sebagai penolong dalam menyampaikan da'wahnya dengan syarat hai itu masih di bawah koridor syar'i dan sampai kepada maksudya. Hal ini dikarenakan ada sebagian sarana yang hanya bermanfaat dan sesuai untuk zaman dan masyarakat terrentu namun tidak berlaku bagi yang lain. Maka seorang da'i yang bijaksana adalah yang selalu memilih sarana dan wasilah da'wahnya yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut